Laman

Senin, 20 Juni 2011

Modul Peta Situasi

Modul Pembelajaran

MEMBUAT PETA SITUASI
DENGAN ALAT UKUR SEDERHANA


OLEH
Rully Saputra
87693 / 2007
PENDIDIKAN
TEKNIK BANGUNAN




FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2011


KATA PENGANTAR

Modul “Membuat peta situasi dengan alat ukur sederhana” adalah salah satu bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum/pelatihan peserta didik SMK dalam membentuk salah satu bagian dari kompetensi melaksanakan pengukuran posisi horizontal dengan alat ukur sederhana.
Panduan praktikum ini mengetengahkan aplikaisi membuat peta dengan ukur sederhana dengan cara koordinat siku-siku, membuat peta dengan alat sederhana dengan cara rangkaian segitiga, dan membuat peta dengan alat sederhana cara polar / pancar. Ketelitian tidak begitu akurat karena alat yang digunakan adalah alat sederhana disamping juga ditentukan oleh si pengukur dan kondisi alam. Dengan modul yang sangat sederhana ini peserta diklat dapat berpraktikum tanpa harus sepenuhnya dengan bantuan pembimbing / instructor. 

DESKRIPSI

Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar yang meliputi : Membuat peta dengan alat sederhana dengan sistim koordinat siku-siku, membuat peta dengan alat sederhana dengan cara rangkaian segitiga, dan membuat peta dengan alat sederhana cara polar / pancar.
Kegiatan belajar 1 membahas cara pengukuran dengan koordinat siku-siku dengan menggunakan alat prisma dan unting-unting, beserta alat lain yang sama pada pembuatan peta cara rangkaian segitiga maupun cara pancar. Kegiatan belajar 2 membahas pengukuran cara rangkaian segitiga dengan menggunakan alat sederhana sekali yaitu pita ukur, jalon dan patok. Sedangkan kegiatan belajar 3 membahas tentang teknik pengukuran menggunakan slang plastik dengan titik-titik secara keliling (tertutup) dan perhitungannya. Kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2 dan kegiatan belajar 3 membahas tentang membuat peta dengan alat sederhana cara pancar menggunakan kompas dan peralatan sederhana seperti pada pekerjaan membuat peta cara rangkaian segitiga. Ketiga pekerjaan tersebut dimulai dari pengukuran, pengolahan data hingga berwujud gambar/ peta.


PRASYARAT

Dalam pelaksanaan modul aplikasi membuat peta dengan alat ukur sederhana memerlukan kemampuan yang harus dimiliki tiap peserta diklat yang meliputi :

1. Peserta diklat telah memahami pengertian peta.
2. Peserta diklat telah menguasai pengukuran jarak dengan alat sederhana ( missal pita ukur ).
3. Peserta diklat memahami tujuan dari pembuatan peta dengan alat ukur sederhana.


PERISTILAHAN ( GLOSSARY )


Peta                 : Gambar konvensionil dari wujud permukaan bumi dari bidang lengkung.
Garis ukur       : Garis yang dibuat kearah memanjang pada daerah pengukuran.
Kompas           : Alat ukur sudut secara kasar yang diukur dari arah utara magnit  searah jarum jam.
Prisma             : Alat pengukur sudut siku.


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Dalam kegiatan membuat peta situasi dengan alat ukur sederhana tidak dapat dilakukan secara perorangan / individu tetapi harus dikerjakan secara beregu, dimana masing-masing peserta diklat harus berganti tugas sehingga masing-masing harus berperan aktif dapat melakukan bermacam-macam pekerjaan.

Langkah-langkah belajar yang harus dikerjakan :
1.  Kegiatan belajar 1 : membuat peta situasi dengan alat ukur sederhana sistim koordinat siku-siku memerlukan tenaga minimum 3 orang yang berfungsi :
-  orang pertama memegang jalon
-  orang kedua menentukan posisi siku-siku dengan segitiga perbandingan 3:4:5.
-  Orang ketiga mengukur jarak dan mencatat data. 
2.  Kegiatan belajar 2 : membuat peta situasi dengan alat ukur sederhana menggunakan rangkaian segitiga memerlukan tenaga 3 orang yang berfungsi :
-  Orang pertama dan kedua mengukur sisi segitiga.
-  Orang ketiga mencatat data hasil pengukuran.

3.  Kegiatan belajar 3 : membuat peta situasi dengan alat sederhana menggunakan kompas memerlukan 3 orang  :
-  Orang pertama membaca kompas.
-  Orang kedua dan ketiga mengukur jarak dari tempat berdiri kompas dengan titik bidikan..
Lokasi pengukuran bila mungkin diusahakan pada daerah yang terbuka.




TUJUAN AKHIR MODUL

Dengan disediakan alat ukur sederhana dan kelengkapan sederhana lainnya diharapkan perserta diklat dapat  melakukan pengukuran sua tu wilayah dengan alat ukur sederhana, mengolah data hasil pengukuran, dan menggambarkan peta wilayah berdasarkan hasil pengukuran.


KEGIATAN BELAJAR


KEGIATAN BELAJAR 1:
Membuat  Peta Situasi Dengan Alat Ukur Sederhana Dengan Cara koordinat Siku-Siku

1.    PENGETAHUAN DASAR

Daerah pengukuran pada pekerjaan ini diusahakan bila mungkin daerah terbuka, garis ukur dibuat sedemikian rupa sehingga titik-titik di lapangan sebagian besar dapat diproyeksikan ke garis ukur. Bila tidak ada prisma dapat digunakan segitiga perbandingan 3:4:5. Bila garis ukur satu kali belum menjangkau semua titik, maka dapat dibuat garis ukur lainnya yang dibuat tegak lurus garis ukur yang pertama. Data yang diperlukan adalah jarak dari titik ke garis ukur / garis tegak lurus dari titik ke garis ukur.

2.   LEMBAR KERJA

·         Tujuan
Dengan seperangkat alat prisma atau segitiga perbandingan 3:4:5 diharapkan peserta diklat dapat :
-  mengukur jarak dari titik ke garis ukur dengan menggunakan segitiga perbandingan 3:4:5 
-  membuat peta situasi berdasarkan data / angka yang diperoleh.

·         Bahan dan Alat
-  Prisma atau segitiga siku-siku      1 buah
-  Pita ukur                                     1 buah
-  Jalon minimum                            3 buah
-  Data board dan alat tulis 
-  Lapangan / medan pengukuran 

·         Keselamatan dan kesehatan kerja
-  Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
-  Hindari alat dari kemungkinan hilang atau rusak
-  Gunakan pakaian kerja langkap 
-  Pusatkan perhatian pada pekerjaan

·         Langkah Kerja 

Langkah pengukuran
a.  Siapkan semua peralatan yang diperlukan.
b.  Tentukan garis ukur kearah memanjang daerah yang akan diukur (lihat gambar kerja) dengan semua titik batas dipasang patok.
c.  Proyeksikan semua titik batas ke garis ukur dengan menggunakan prisma atau segitiga 3:4:5.
d.  Dengan pita ukur ukurlah jarak dari titik-titik batas yang diproyeksikan ke garis ukur.
e.  Ukurlah jarak dari titik awal garis ukur ke titik-titik proyeksi.
f.  Setelah pengukuran selesai barulah mengolah data bila perlu beserta penggambarannya.
g.  Hitung luas dan gunakan rumus luas yang diperlukan.

Analisis hasil pengukuran

Dengan memperhatikan hasil  pengukuran di atas, maka daerah pengukuran akan terbagi-bagi menjadi beberapa segitiga siku-siku dan trapezium sehingga luasnya mudah dihitung.

Contoh 1 :

Bila segitiga siku-siku luasnya dapat dihitung = alas x ½  tinggi 

Contoh 2 :

Bila berbentuk trapezium maka luasnya dapat dihitung = jumlah panjang garis sejajar x  tinggi.   ½

Cara penggambarannya :

a)  Tentukan skala berdasar luas daerah yang akan diukur dan disesuaikan dengan kertas yang tersedia.
b)  Tentukan letak garis ukur dan letak semua titik proyeksi batas pengukuran pada garis ukur sesuai dengan jarak masing-masing.
c)  Dari titik-titik ini dibuat sudut 90 °  dan ukur masing-masing jaraknya.
d)  Hubungkan titik-titik tersebut, maka gambar tersebut yang diminta.

Gambar Kerja :



Luas daerah pengukuran :
= luas 1 + luas 2 + luas 3 + luas 4 + luas 5 + luas 6 + luas 7

Luas 1 = Luas segitiga = Luas 4
Luas 2 = Luas 3 = Luas 5 = Luas 6 = Luas 7 = Luas trapezium

Luas 1 = ( 14 x ½ x 7,6 ) m 2
 = 53,2 m2
 Luas 2 = ( 7,6 x 11,6 ) ½ 16 m 2
 = 153,6 m2

Luas 3 = ( 11,6 x 4,8 ) ½ 15,6 m 2
 = 127,92 m2

Luas 4 = ( 4,8 x ½ x 3,6 ) m 2
 = 8,64 m2

Luas 5 = ( 14,4 x 7,6 ) ½ 22 m 2

-  ( 7,6 x ½ x 6,4 ) m 2

= 242 m2
 – 24,32 m2
 = 217,68 m2

Luas 6 = ( 12 x 14,4 ) ½ 25,6 m 2
 = 337,92 m2

Luas 7 = ( 12 x ½ x 8 ) m 2
 = 48 m2

Luas daerah pengukuran 
= ( 53,20 + 153,60 +  127,92 + 8,64 + 217,68 + 337,92 + 48 ) m2
  = 946,96 m2

Lembar Latihan

1.  Apakah yang disebut dengan peta ?
2.  Sebutkan kegunaan garis ukur !
3.  Bagaimanakah cara membuat garis siku (proyeksi titik yang diukur  ke garis ukur ) ?
4.  Dapatkah data di atas digambar dengan cara lain ? 

KEGIATAN BELAJAR 2:

Membuat Peta Situasi Cara Rangkaian Segitiga Dengan Alat Ukur Sederhana

A.   PENGETAHUAN DASAR 

Daerah yang akan diukur terlebih dahulu diadakan  survey, kemudian titik-titik batas daerah pengukuran diberi tanda patok. Usahakan untuk daerah pengukuran  dengan lokasi terbuka utnuk sedikit mempermudah pengukuran  oleh peserta diklat. Jarak satu titik ke titik yang lain diukur dengan pita ukur yang panjangnya / jaraknya bias disesuikan dengan pita ukur. Pengukuran dilaksanakan dengan pemecahan daerah  dengan beberapa segitiga yang berangkaian. Dalam penggambaran digunakan jangkan dimana jarak / panjangnya disesuaikan dengan kertas yang tersedia. Untuk menghindari agar pengukuran sisi-sisi segitiga hendaknya diberi tanda atau dicatat dalam daftar pengukuran.
 
B.   LEMBAR KERJA

 •   Tujuan
Dengan peralatan yang tersedia baik pita ukur maupun alat-alat lain diharapkan peserta didik dapat :
a.  Melaksanakan pengukuran wilayah / daerah dengan rangkaian segitiga.
b.  Menghitung luas dan menggambar daerah yang dipetakan.

  Alat  dan Bahan
-  Pita ukur 
-  Beberapa Jalon
-  Jangka
-  Medan/lapangan sekitar pusat pelatihan
-  Data board dan alat tulis
-  Daftar pengukuran

  Keselamatan dan kesehatan kerja
1.  Gunakan pakaian kerja lengkap
2.  Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
3.  Pusatkan perhatian pada pekerjaan.

  Langkah Kerja
Langkah Pengukuran :
1.  Sebelum memulai pengukuran, perlu ada persiapan alat yang digunakan, dan periksa bila ada kemungkinan kerusakan pada alat tersebut.
2.  Daerah pengukuran dipecah-pecah menjadi beberapa segitiga, dan setiap sisi segitiga diukur dengan pita ukur.
3.  Untuk menghindari kelupaan dalam pengukuran, hendaknya data yang sudah diukur dicatat dan dimasukkan dalam daftar pengukuran.
4.  Bila semua segitiga telah diukur sisi-sisinya, selesailah pengukuran.
5.  Kelompokkan data, masukkan dalam daftar, dan digambar petanya berdasarkan data dari hasil pengukuran.




Analisa hasil pengukuran : 
Segitiga-segitiga yang telah diukur sisi-sisinya ,dapat dicari luasnya dengan
rumus :

Dimana   
L = luas
a, b, dan c = sisi-sisi segitiga


                
Contoh perhitungan luas :      


     
a = 50 m
b = 52 m
c = 40 m


Cara Penggambaran :

a)  Tentukan skala gambar  dengan besar atau kecilnya skala dengan menyesuaikan luas pengukuran dan kertas yang tersedia.
b)  Dalam menggambar hasil data pengukuran sangatlah mudah, karena hanya menggunakan jangka dan menggaris  berdasarkan sisi-sisi segitiga yang telah diukur.

·         Gambar Kerja

Pembuatan segitiga tergantung situasi daerah, bentuk tidak mesti sama. 

·  Daftar Hasil pengukuran

Cara Penggambaran :

a)  Tentukan skala missal 1 : 1000
b)  Lukis segitiga 1 dengan besar sisi masing-masing 1 – 7 = 26 m  ;  1 – 2 = 45,5 m  ;  2 – 7  = 50,2 m dengan m enggunakan jangka berdasar panjang   ( jarak ) sisi yang sudah diskala.
c)  Lukis segitiga 2 dengan panjang sisi masing-masing : 1 – 8  = 25 m  ;  1 – 7  = 26 m  ;  7 – 8  = 20 m menggunakan jangka. 
d)  Demikian seterusnya sehingga semua segitiga tidak ada yang terlewati dalam pengukuran /penggambarannya. 



·  Lembar Pertanyaan
1.  Berapakah tenaga minimum yang dibutuhkan dalam pengukuran/ pembuatan peta dengan cara rangkaian segitiga yang menggunakan alat ukur sederhana ? Terangkan fungsi masing-masing tenaga tersebut.
2.  Seperti gambar di bawah ini, hitunglah luasnya !

·  Petunjuk Penilaian Hasil Kerja



KEGIATAN BELAJAR 3:

Membuat Peta Dengan Alat Sederhana Cara Pengukuran  Voerstaal  / Pancar

A.  PENGETAHUAN DASAR

Membuat peta dengan cara voerstaal / pancar ini menggunakan alat sederhana yaitu kompas, hanya saja pembacaan kurang akurat/detil/teliti, karena sudut hanya dapat dibaca sampai menit itu saja hanya tafsiran. Pesawat atau kompas berdiri di satu titik, tetapi dapat membidik hamper semua batas wilayah yang dipetakan.  Bila satu kali berdiri pesawat semua batas/titik belum dapat diukur atau dibidik, maka pesawat perlu dipindahkan sehingga semua batas / titik dapat dibaca.  Dalam memindahkan pesawat atau kompas terlebih dahulu dibaca sudut dan jaraknya ke titik mana pesawat akan dipindahkan.   Data lapangan yang diperlukan adalah sudut datar (biasanya diukur dari utara magnet) dan jarak dari titik yang dibidik / batas ke kompas.  Pada pembuatan peta cara  Voerstaal  / Pancar ini  tidak ada koreksi.

B.  LEMBAR KERJA

  Tujuan
Dengan kompas dan peralatan sederhana lainnya diharapkan peserta Diklat dapat:
-  Melaksanakan pengukuran dengan Kompas
-  Menghitung luas wilayah yang dipetakan berdasar hasil data yang diperoleh
-  Menggambar peta dari hasil data yang diperoleh

  Alat  dan Bahan
-  Kompas 1 buah beserta statif
-  Pita ukur 30 meter 1 buah
-  Jalon minimum 2 buah
-  Alat tulis menulis
-  Kertas gambar
-  Daftar

  Keselamatan dan kesehatan kerja 
-  Gunakan pakaian kerja lengkap
-  Hati-hati dalam mempergunakan K ompas
-  Pita ukur dibuat selurus mungkin, tetapi dalam menarik harus hati -hati jangan sampai putus atau bertambah panjang

  Langkah Kerja
Langkah pengukuran:
a.  Buatlah segi-n pada daerah pengukuran yang dikehendaki
b.  Pasanglah pikat / patok di mana Kompas akan dipasang. Dirikan Kompas setinggi +/- 1 meter dan harus berdiri tegak lurus dengan gelembung pada Kompas (Kotak Nivo) berada di tengah.
c.  Impitkan garis pembacaan dengan garis bidik tepat pada arah jarum utama magnet dari Kompas tersebut sebagai titik uta ma.
d.  Arahkan dengan teliti garis bidiknya ke Jalon titik 1 dari segi-n tersebut (pada pengukuran/gambar segi-8).
e.  Baca sudut antara utara magnet ke titik 1 tersebut.
f.  Pindahkan bidikan ke titik 2, kemudian catat besarnya sudut seperti pekerjaan (e).
g.  Dengan cara yang sama pembacaan dilakukan seluruh titik dan dicatat sudut-sudut arahnya sampai titik akhir yaitu titik 8.
h.  Umurlah semua jarak dari tempat berdiri Kompas ke titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.
i.  Hitunglah besar sudut dari setiap segitiga.

Analisa hasil pengukuran:

Dalam menghitung luas daerah dari hasil pengukuran yang berbentuk segitiga, dapat dilakukan perhitungan berdasarkan sudut dan 2 sisi yang diukur.  Dari setiap segitiga dari hasil pengukuran karena jarak kedua sisi dan sudut apitnya dapat dihitung luasnya dengan rumus sebagai berikut:


Contoh:           Segitiga ABC diketahui
                        AB = 45,3 meter
                        AC = 30,5 meter
                        < A = 30o
                 
                      Maka luasnya :

                                   





Cara penggambaran:

Untuk penggambaran peta situasi yang telah diketahui / diukur sudut dan jaraknya yang diukur dari tempat berdiri Kompas, dapat digambarkan sebagai berikut:
a.  Tentukan titik awal berdirinya pesawat pada kertas gambar dan buatlah garis lurus kearah atas kertas yang merupakan arah utara magnet dan impitkan pembacaan 0 o00’ 00”.
b.  Untuk menentukan titik 1 buat sudut bacaan dengan busur derajat, ukurkan jarak dari tempat berdiri pesawat (P) dengan panjang garis sudah diskala.  Dengan demikian titik 1 tergambar.
c.  Demikian seterusnya penggambaran dilakukan dengan busur derajat dan penggaris sampai titik-titik tergambar seluruhnya. 


·  Gambar Kerja


Daftar/ Tabel Pengukuran:

·         Lembar Pertanyaan

1.  Dapatkah pemetaan situasi dikerjakan tidak dengan cara Voerstaal / Pancar?
2.  Bagaimana pengukuran seandainya semua titik / batas pengukuran tidak dapat dilihat untuk satu kali berdiri Kompas?
3.  Mungkinkah salah satu titik pengukuran dengan sudut bertepatan dengan utara magnet?


LEMBAR KUNCI JAWABAN

Kegiatan Belajar 1:

1.  Peta adalah gambar wujud permukaan bumi dari bidang lengkung ke bidang datar
2.  Garis ukur untuk memproyeksikan titik / batas yang dipetakan untuk mendapatkan jarak dari titik ke garis ukur
3.  Dapat, yaitu dengan menggunakan angka koordinat 

Kegiatan Belajar 2:

1.  Paling sedikit 3 orang, orang pertama sebagai pencatat data, orang kedua dan ketiga mengukur jarak

2.  Luas 124 =

                       
Luas 1241        =           
                         =
                         = 
Luas 2342       =          
                         =
                         = 





Luas 12341       
                      

Kegiatan Belajar 3:

1.  Dapat, dengan cara pesawat Kompas berpindah-pindah pada titik-titik batas pengukuran, jarak diukur dengan pita ukur, koreksi secara grafis.
2.  Diusahakan pesawat / Kompas berdiri dua / tiga kali tergantung banyaknya titik.  Sebelum pindah ke titik ikat catat dulu sudut dan jarak titik ikat tersebut.
3.  Mungkin sekali. 

DAFTAR PUSTAKA


1.  Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan M enengah Kejuruam, Kurikulum Edisi 1999, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar